Perempuan (tiga)

Namanya Chaya. Dalam Bahasa Hindi berarti bayangan. Ia membutuhkan cahaya agar ia ada. Semakin kuat cahayanya, semakin pekat ia.

Sudah hampir satu tahun, Chaya menjadi bagian dari sekolah ini. Sudah semakin banyak senyum yang terkembang dari bibirnya. Sudah banyak cerita-cerita lucu dan menyenangkan yang sudah mampu ia kisahkan dalam hidupnya. Ia sudah mempunyai teman yang lebih banyak. Memang tak sebanyak sejenisnya yang lain.

“Siapa orang yang kamu suka sekarang, Cha?”

Pertanyaan yang paling sering menghampirinya. Seolah-olah hanya hal itulah yang paling penting dalam hidup. Ia tak pernah bisa menjawabnya. Bukan tak ingin menjawab atau hendak menutupinya. Tapi memang tak ada jawabnya.

Seolah-olah menjadi pertanyaan mendesak, siapapun dan kapanpun menjadikan satu pertanyaan itu sebagai pertanyaan utama ketika perbincangan sudah mulai panjang. Ia pun sedikit berfikir usil. Ia sebut saja nama secara acak yang tak jauh darinya. Landak, menjadi nama yang beberapa kali ia ulang. Chaya dan Landak saling mengenal tanpa disengaja, kemudian saling tidak menjauh karena rasa jengkel kepada satu situasi.

Duri Landak memang akan menyakitkan jika tidak hati-hati ketika menyentuhnya. Landak orang yang sangat baik, tapi tidak begitu jika ia diusik. Bagi Chaya, Landak memang sering membuatnya memicingkan mata. Ingin tahu. Hanya sejauh itu saja. Kadang Ia berfikir hanya ingin menjahili teman-temannya yang “mengidolakan” lelaki itu. Hanya itu.

Lama-lama pertanyaan itu mulai hilang, diganti dengan promosi. Dalam sekejap seluruh teman-teman menjadi pembicara ulung dan marketing handal. Setiap orang mempunyai jagoannya masing-masing yang mereka elu-elukan.

Apa yang dilakukan Chaya? Senyum-senyum sendiri. Ia tak tahu reaksi apa yang harus ia berikan. Kadang senang, karena itu adalah bukti bahwa teman-temannya menyayanginya. Tapi ia juga merasa miris, memangnya setidak laku itukah ia?

Masalah yang sebenarnya bukan ia laku atau tidak laku. Tetapi betapa ia semakin sadar bahwa ia tidak “normal”. Hormon feromonnya telat berkembang. Kata orang, kalau sedang jatuh cinta detak jantung akan berdetak lebih cepat bahkan dari detik jam. Ia tak pernah merasakan itu. Kata orang, jika melihat atau berdekatan dengan lawan jenis yang disuka, seolah-olah ada kupu-kupu yang berseliweran di perut. Ia juga tak pernah merasakan itu.

Chaya adalah bayangan. Ketika cahayanya kuat, ia akan semakin pekat.

Chaya adalah perempuan yang tidak bisa menyembunyikan emosinya. Marah, suka, senang, sedih, kecewa, semuanya bisa ia perlihatkan, meskipun ia tak ingin.

Chaya adalah perempuan yang mudah sekali dipengaruhi pikirannya.

Perjalanannya masih panjang. Dan naïf jika mengatakan semua perjalanan akan berakhir indah, jika tak benar-benar mengayaknya dan menemukan hal yang baik.

… cont Perempuan (empat)