Sebuah Cerita Ungkapan Ceria

"let's walk through this journey of life together" - RM

Perempuan (dua)


Perempuan..
Katanya lemah. Katanya hanya bisa bersolek. Katanya hanya mempunyai tujuan untuk menggoda lawan jenisnya? Apa benar begitu?

Ia adalah salah satu perempuan yang berjumlah delapan belas di sekolah itu. Waktu berjalan cukup lama, dan ia telah mempunyai beberapa teman penyambung kisahnya. Tapi tetap saja, ada ragu yang ia sadari, dan menciptakan jarak dengan beberapa yang lain. Bukan untuk membedakan, hanya membiarkan waktu yang menghapus jarak itu. Ahh.. lagi-lagi..

Suatu hari, ketika ia tidak sedang dengan hati yang baik, seorang guru melihatnya, kemudian memintanya untuk hadir di ruangannya. Ruangan yang hanya 2x2 meter itu disesaki oleh komputer dan berbagai alat-alat yang menyertainya. Tak bisa dibilang bahwa semua alat di sana bisa dipergunakan seluruhnya. Ia yakin, hanya separuhnya yang bisa berfungsi dengan benar. Ada sebuah meja panjang yang di atasnya ada komputer yang selalu menyala meskipun tak ada siapapun di dalam ruangan itu. Ialah otak dari semua komputer yang ada di kelasnya.

Di ruangan itu, ia mendapati gurunya tengah memeriksa catatan yang entah apa, dan seolah tak memperdulikan ia masuk. Ia ketuk pintu agak keras agar ia diperhatikan. Berhasil. Ia pun dipersilahkan masuk dan duduk.

Orang inilah yang harusnya bertanggung jawab atas keberadaannya di sekolah itu. Orang itu yang mati-matian membujuk untuk tidak mengambil berkas-berkas pendaftarannya.

“Gimana sekolah di sini? Enak?” tanya guru itu tanpa melihat padanya.
Ia balas anggukan.
“Sudah punya teman banyak?” sambung guru itu.
Ia mengangguk lagi.

Hening.

“Coba ikut kegiatan ekstrakulikuler, deh. Biar temannya bertambah banyak lagi,,”
Keduanya terdiam.
“Kenapa, pak?”
“Kenapa apanya?”
“Kenapa saya harus punya teman banyak?”
“Biar kamu seimbang,”
….
“Yang penting kamu nggak murung dan bisa ke kantin kalau istirahat,”
Keduanya pun tersenyum.

Ia keluar dari ruangan tanpa jendela itu dengan kepala dan otak yang tidak menyatu. Mungkin jika ditanya berapa satu tambah satu waktu itu, ia tak akan bisa menjawabnya.

Ia mulai berjalan dengan pandangan mata tidak hanya untuk mencari semut di jalan saja. Obrolan teman-temannya tentang ekstrakulikuler pun ia perhatikan. Ia masih tak bisa menentukan.

Sudah jalannya untuk terus berjalan maju, tidak hanya berjalan di tempat. Mungkin sekarang waktunya, batinnya.

Kemudian perjalanan perempuan itu mulai mempunyai spektkrum-spektrum cahaya yang berwarna.


… (cont. Perempuan (tiga)) ^^

0 komentar:

Posting Komentar or Reply Comment

About this blog

"Don't start with seeing, start with believing..."
-Master's Sun-

SayaSayaSaya

Foto Saya
metrika
perempuan yang sedang bermetamorfosa jadi semut keciill.. ^^
Lihat profil lengkapku

Blog Archive

Followers