18 Desember 2012, 14.40 aku bersama kawan-kawan Semiotic
Picture terpaku pada layar raksasa di depan kami. Kami menyaksikan film yang
sudah 5 hari kita tunda untuk menontonnya. Iya!! Itu 5 cm. Kami memang sangat
menunggu-nunggu film ini. Film yang menurutku akan luar biasa.
Kurang lebih 3 tahun lalu, seorang kakak tingkat yang
sangat ku kagumi, tiba-tiba menyodorkanku sebuah novel yang awalnya tak
kuminati. Covernya berwarna gelap tanpa ada gambar apapun, kecuali tulisan “5
cm.”
Awalnya ku fikir itu adalah novel terjemahan, tapi setelah diyakinkan oleh (sebut saja) mas Wawan, aku akhirnya tertarik buat membaca. Mas Wawan tahu, keadaanku saat itu sedang down karena beberapa hal. Dan dia juga tahu background masa laluku yang tak pernah bisa diam, apalagi ketika duduk di bangku STM. Dan 5 cm waktu itu mampu membuat ruang dimensiku kembali memutar memori-memori abstrak dulu.
Awalnya ku fikir itu adalah novel terjemahan, tapi setelah diyakinkan oleh (sebut saja) mas Wawan, aku akhirnya tertarik buat membaca. Mas Wawan tahu, keadaanku saat itu sedang down karena beberapa hal. Dan dia juga tahu background masa laluku yang tak pernah bisa diam, apalagi ketika duduk di bangku STM. Dan 5 cm waktu itu mampu membuat ruang dimensiku kembali memutar memori-memori abstrak dulu.
Aku duduk di bangku L8.. Nggak usah pura-pura nyari itu
di mana, nomer tiga dari depan dan kita semua “ndangak”. Tapi is olret. Semua
akan indah pada akhirnya. Hihihii..
5 cm the movie. Alur cerita sudah ada di luar kepala. 5
cm di samping otak kanan. :D Yang menjadi imaji adalah menonton bersama-sama
kawan-kawan luar biasa. Kami duduk terpisah. Tapi tak menghalangi kami untuk
saling menikmati layar di depan.
Fedi Nuril, Herjunot Ali, Denny Sumargo menjadi alasan
kesekian buat nonton. Hihihiii..
Tulisan ini bukan tentang resensi film lhoo.. Hanya
tentang 5 cm yang ada di sekitarku. Ini tentang mereka semua.. ^^ Semua sahabat
yang selalu mengitari ruang hatiku. ^^
Masuk bioskop, film diputar. Perasaanku campur aduk.
Seneng karena bisa nonton bareng-bareng kawan baru, sedih karena ada satu orang
yang nggak bisa hadir karena kehabisan tiket. Dan inilah akibat ketidakpercayaan mereka tentang “leda-lede is a
crime”. Sedihku berlipat-lipat karena pada menit-menit awal, seisi bioskop
tertawa melihat adegan lucu di layar. Kalau (sebut saja) Wii hadir, aku akan
melihat cara dia tertawa yang ku hafal dengan benar. Haseeekk.. :D Wii akan
tertawa sambil memegang hidungnya dan kemudian menggerakkan kakinya. Ahh.. sore
itu aku absen melihat tertawanya. Sempat aku tawari Wii untuk menonton lain
waktu, tapi agaknya akan ditolak.
Ya sudah, aku melihat layar sambil sesekali memainkan
tuts keypad qwerty hp cinaku. Layaknya penghuni dunia maya yang tetap asik
gimanapun kondisinya, akupun apdet twitter yang menyayangkan ke-minus-annya.
Aku juga sempet sms adek kelas STM yang mengabarkan bahwa aku ada di dalam
bioskop sambil membayangkan haha-hihi dulu.
Corry (adek kelasku) menginfokan kalau dia kemungkinan
akan nonton minggu depan. Bareng sama kawan-kawanku yang akan cuti dari
perantauan di hutannya. Aku tanya siapa saja, dan benar saja, ada nama yang
kurindukan yang tersebut di dalamnya. Sebut saja dia Adin. Duuhh.. aku tak
kuasa membendung imaji ke arah mereka. Apalagi suasananya pas.
Layar besar mulai bergerak ke arah Semeru. Aku secara
harfiah memang belum pernah ada di sana, tapi aku sudah sangat hafal suasana di
sana. Aku selalu berada di antara orang-orang yang gemar ada di sana. Aku
ingin, tapi sampai sekarang tak pernah mampu ke sana. :((
Imajiku langsung ke arah mereka. Kawan-kawan STM yang
doyan mengajakku ke alam dengan labelku sebagai “Tim Kesehatan”. 5 cm terdiri
dari 4 orang laki-laki dan 2 orang perempuan. Aku juga pernah! Tapi jumlah
lelaki lebih banyak, bahkan tak kuingat berapa jumlahnya. Di depan layar besar
itu, hayalku mulai tak tentu arah. Aku ingat lima hari di Coban Rondo. Imajiku
berlarian kesana-kemari di sana. Ahh.. Berkali-kali aku ingin meneteskan air
mata, tapi untungnya aku sadarkan kembali mata dan otakku. Kualihkan kembali
imaji pada jamuan Extreme Long Shot yang menghadirkan Gunung Semeru secara
telanjang.
Di kereta api, Ian sempat menjatuhkan kertas yang berisi
surat undangannya untuk sidang skripsi. Semua menyelamatinya. Haru buatku. Aku
juga pernah!! Ketika sejenak sebelum lulus, aku hampir divonis tidak lulus,
hanya karena malasku menyelesaikan tanggungan “Speaking”. Aku menyelesaikannya
di detik-detik terakhir deadline itu. Aku masuk ruang UKS (yang jadi basecamp)
dengan lesu, tapi seluruh kawan-kawanku menyambutku dengan suka cita. Aku
nangis tapi diem-diem, tentu aja mereka nggak tau. Yang mereka tahu, aku
tertawa riang menyambut kelulusanku (padahal belum tentu juga). Mereka adalah
kawan-kawan yang tak hanya bisa berfikir tentang rasa sendiri, tetapi tentang
rasa yang dirajut bersama tanpa kenal lelah. Akkk.. aku kangen… :( Kawan-kawan
yang tak pernah sekalipun ikut upacara bendera, karena selalu jadi tim
kesehatan. ^^
Ada di Gunung Semeru, memang masih menjadi mimpiku. Suatu
saat aku akan berada di sana. Entah dengan siapa?
Keenam pemeran di 5cm sampai di Ranukumbolo. Aku memang
belum pernah ke sana. Tapi pernah mengalami hal serupa. Bumi Perkemahan Coban
Rondo dieksplorasi sedemikian rupa. Harusnya 8 jam perjalanan akan sampai di
tempat yang waktu itu Adin bilang namanya Cemoro Kandang. Rasanya sama seperti
ada di layar besar itu.
Aku tak mengandai-andaikan sebagai siapapun dalam film
itu. Aku hanya menghiasai fikirku dengan imaji lama yang pernah mewarnai tapak
jalanku.
5 cm versi Coban Rondoku. ^^
Aku didapuk menjadi Tim Kesehatan oleh kawan-kawan
Pecinta Alam yang hendak mengadakan diklat penempuhan slayer (kalo kataku) di
BumPer Coban Rondo. Melangkah ke sana dengan ke-random-an luar biasa. Karena
dalam benakku, menjadi tim kesehatan mereka tak akan menjadi hal yang
menyulitkan. Yang waktu itu menjadi waw banget adalah, kami (aku dan Mbak Liya)
dirapel juga menjadi tim kesehatan untuk SMK 8, yang waktu itu didominasi oleh
perempuan-perempuan salah kostum. Dan itu sedih buatku.
Malam pertama, sudah berjatuhan korban dari SMK 8.
Padahal itu masih belum ngapa-ngapain. Sebagai tim kesehatan aku merasa gagal,
karena oksigen yang kita sediakan nggak cukup untuk semua korban yang
berjatuhan. Mbak Liya sampe harus merelakan inhealer’nya untuk mereka. Jangan
tanya seberapa panik aku di sana!! Panikku sungguh luar biasa. Karena aku belum
pernah mengalaminya. Aku sediiiiih.. :(
Pagi keesokannya, semua siap-siap untuk rute selanjutnya.
Karier mulai dipacking. Barang-barang yang dipelukan saja yang di bawa. Sisanya
ditinggal di tenda besar. Akupun mulai packing. Dua jaket, satu celana dan
berbagai obat-obatan aku masukkan tasku. Tiba-tiba muncul wacana untuk
meninggalkanku di tenda besar bareng anak SMK 8 yang masih belum fit. Aku diem
aja. Marah!! 8 jam kali dua itu 16 jam. Dan kalau berangkat jam 9 pagi, dan
tanpa ada rencana untuk stay di sana, berarti jam 1 mereka akan pulang ke tenda
besar. Dan itu nggak mungkin terjadi. Kenapa?? Ya masak iya nggak capek? Nggak
istirahat? Berarti besoknya baru akan balik lagi. Aku langsung bilang mau
pulang ajaaa… Tapi akhirnya mereka mengasihaniku. :(( Dibawalah aku kesana. ^^
8 jam perjalanan bertambah, karena peserta diklat pada
salah jalan dan ilang entah kemana? Sambil menunggu beberapa panitia nyari,
diajaklah aku ke tempat persinggahan yang lain. Waktu itu aku misah sama Adin
dan Ardi (dua orang yang dekat denganku). Duduk diantara Pencinta Alam di alam,
akan membuatmu merasa sangat bersyukur dilahirkan di dunia dan melihat
pemandangan di depanmu. Dan lagi, ada di antara jumlah perempuan terbatas di
antara mereka, akan membuatmu bersyukur berkali-kali lipat. Sebagai tim kesehatan
yang nggak baik, (jangan dicontoh!!) bawa bekal untuk diri sendiri cuma mie
instan beberapa biji dan susu coklat kental beberapa sachet itu akan membuat
kamu kelaparan di waktu tak terduga dan akan menahannya sampai pada waktu yang
tidak ditentukan. Dan diantara tanda-tanda kebesaranNya adalah, menciptakanmu
diantara lelaki-lelaki pelindung yang luar biasa. Perutku memang belum lapar
banget, tapi memang sudah waktunya diisi ringan. Kawan-kawanku bikin Nutrijell
dan separuhnya dijejelin ke mulutku. ^^
Sedang asyik menikmati nutrijell, tiba-tiba Ardi dan Adin
datang. Mereka bukan kembar yaa.. pliiss!! Mereka membawa kabar yang duuhh
banget. Di atas, kira-kira 1 km dari sana, anak SMK 8 sakit. Karena aku Tim
Kesehatan junior, akhirnya aku yang berangkat ke sana. Bareng Adin. Duuhh.. Aku
suka saat-saat manis itu. Ciyeeeee… Kami diciyein semua orang di sana. Dan aku
menghilang dari ciyee-ciye itu dengan muka merah. Adin juga sama mungkin, tapi
aku nggak berani lihat mukanya, nanti terjadi hal-hal tidak diinginkan.
Sementara Ardi tetep nunggu di bawah buat gantian nyari adek-adek yang ilang.
Di 5cm yang asli ada kan adegan kaya’ gini? ^^
Singkat cerita, dua jaketku direnggut sama anak SMK 8
yang sakit. Pikirku, nggak papa lah, dari pada aku harus nungguin mereka di
tenda besar sendirian. Duuhh.. ini adalah hal yang tak patut dicontoh sebagai
Tim Kesehatan lhoo.. ^^ Dan akhirnya, mereka kembali meneruskan perjalanan,
sedang aku dan Adin duduk diem di tempat itu. Kita tetap diam walaupun lebih
dekat dari biasanya. Nggak berapa lama muncul Ardi yang bilang kalo belum
nemuin, mending balik lagi ke tempat semula. Aku pun turun lagi bareng Ardi.
Adin kemana? Kena shift nyari lagi. ^^
Baru lima menit sampai tempat kumpul tadi, ternyata yang
dari tadi ilang udah ketemu. Akhirnya kita melanjutkan perjalanan kita. Aku lebih
dulu berangkat bareng Ardi, Adin, Mbak Liya+cowoknya dan beberapa orang lain.
Sisanya masih istirahat nemenin adek-adek yang ilang tadi.
Akhirnya kembalilah kami berjalan menuju harapan
tertinggi kami. Haseeekk.. ^^ Sampai di tempat yang tadi ada pasien itu,
semuanya minta berhenti. Entah lupa kenapa. Kalo nggak salah naeknya 50o.
Dan mbak Liya masih belum kuat mentalnya. Aku manut aja dan sok kuat. Nggak
berapa lama, Adin nggak sabar, akhirnya ia minta duluan. Dan duluan lah dia.
Aku? Ingin ikut. Tapi tak kuasa! :(
Naik lagi, kita berdua cewek-cewek yang nggak bisa
dibilang ringan ini “dibijuki” para lelaki yang katanya atasnya udah deket.
Maksudnya atas itu yang paling atas dari naek itu. Tapi semakin naik, kok nggak
nyampek-nyampe. Trus Ardi malah bilang, “jangan liat bawah, nanti malah makin
jauh. Anggep aja kamu lagi naek ke mimpi kamu. Kalo kamu nengok ke belakang,
mimpi kamu jatuh lhoo..” (dalam bahasa Jawa). Aku senyum-senyum aja dibilangin gitu. ^^
Perjalanan yang aku targetkan bisa (uhukk) lebih
mendekatkanku ke Adin, nggak terjadi tuhh.. yang ada malah terus2an sama Ardi.
Sampai pada akhirnya malam mulai menjelang, dan rasa
kantuk pun mulai datang. Semua sedang sibuk pake jaket tebel-tebel. Aku
memandang nanar ke arah jaket mereka. Ardi dan kawan-kawan lain sempet nanya,
nggak dingin taa?? Aku bilang enggak, karena waktu itu emang nggak dingin.
Daripada jaket, aku lebih pengen tidur sebenernya. Dingin masih bisa ku lawan,
tapi kalau ngantuk, cuma tidur lawannya. Tapi waktu aku nanya yang lain,
katanya masih separuh jalan lagi. Mendadak aku pengen buang angin besar, biar
bisa langsung terbang ke sana.
Dan entah kenapa, semakin lama, jalannya semakin
melambat, aku jadi semakin ngantuk. Dan itu petaka. Karena posisi kita ada di
tengah hutan. Duuuhhhh.. Mbak Liya tiba-tiba nyalip trus jalan cepet-cepet
sambil marah-marah, aku fikir kenapa? Ternyata di depan sendiri ada anak SMK 8
yang tiap 5 meit berhenti buat istirahat. Woooohhh… Sebenernya pengen nyeliip,
tapi entah kenapa ngantuk yang mendominasi, jadi aku ya asik aja tidur sambil
“sendekul” :D
Sampai akhirnya aku “digugah” sama temen-temen yang
ngelewati aku. Dan aku langsung semangat karena salah satu diantaranya adalah
Adiin.. ^^ Rombonganku yang tinggal 3 orang, yaitu Aku, Ardi dan Ilmi, akhirnya
nyeruduk ikutan rombongan Adiin. Tapi karena rombongan Adin isinya orang-orang
yang perlu dipertanyakan kewarasan kakinya, akhirnya aku nggak bisa ngikuti
mereka. Pisah lagiiii.. :(( Akhirnya tetep bertiga. Ilmi di depan bawa senter,
aku ditengah, Ardi di belakang njagain akuuu.. iii.. cocuiiit.. :D Dan tau apa,
udah nggak keitung lagi berapa kali aku “njungkel” gara-gara ngantuk dan sempet
tidur sambil jalan. Huahahaha.. :D
Jam 11 malem (kalau nggak salah inget), kita masih belum
nyampe jugaa.. Dan air mulai berjatuhan. Jangan tanya sepanik apa aku?? :( Dan
semakin menit, semakin deras. Akhirnya diputuskan untuk nge-camp di sana dan
mengurungkan niat untuk meneruskan perjalanan. Okee.. fine!! Padahal katanya 10
menit lagi, harusnya kita sudah sampai. Kita berhenti kondisinya masih di
tempat yang aku anggap itu hutan, karena sejauh mata memandang, hanya ada pohon
dan pohon. Duuuhhhh.. Temen-temen PA mulai bangun tenda, dan aku mulai bengong.
Trus aku harus kemanaaa?? Aku kan nggak bawa tendaa.. :(
Sementara itu, mbak Liya sudah nemplok aja sama cowoknya.
Aku semakin nggak karuan. Di tengah bengong nggak jelasku ituu, Ardi narik aku
buat masuk tenda. Aku selamat, pikirku. Di dalem tenda udah ada Adiiin sama
(sebut saja) Ragil. Mukaku makin cengok, waktu mereka seenaknya aja ganti baju
(baju aja yaa yg diganti) di dalem tenda waktu aku baru aja masuk. Aku dikasih
tempat di pinggir, dan sudah disiapin tas karier Ardi (kalo nggak salah) buat
pembatas antara perempuan dan laki-laki itu. Aku tidur dengan tanpa jaket dan
celana+baju yang basah. Aku merasa gagal. :( Aku pengen ganti celana, tapi malu
mau bilang. Tapi untungnya mereka mengerti dan meminjamiku sarung untuk ganti
celana. Nikmatnya jadi perempuan di STM, ya kaya’ gini. Gender masih sangat
diperhitungkan. Kami saling menghargai masing-masing. Nggak ada tuh yang
namanya emansipasi (menurutku) yang hanya mengagung-agungkan kesejajaran, tapi
nggak tahu cara melaksanakannya.
Sudah ganti celana, aku masih tetep kedinginan. Hujan di
luar tenda semakin besar. Dan aku harus memaksa untuk tidur di tengah
ketakutanku pada hujan besar. Ketiga teman setendaku sangat memandangku. Tapi
kutolak kebaikan mereka memberikan jaketnya padaku, karena mereka ternyata juga
sama tak punya cadangan jaket lagiii. Jaketnya lebih basah dari mimpinya. #loh?
Hahaha..
Akhirnya kupaksakan tidur karena tidak ada lagi yang
berbicara dari ketiga kawan-kawanku itu. Belum juga tidurku lama, tiba-tiba aku
dengar ketiga temanku keluar tenda dan mulai panik. Aku bengong lagi. Ternyata
di kakiku air sudah menggenang dan aku nggak berasa. Berasa sih, cuma aku
mikirnya itu mimpi. Hehehe.. :D Setelah melewati kepanikan mereka, dan
kebengonganku, akhirnya masalah air masuk teratasi, tapi air yang menggenang
tetep menggenang begitu aja. Dan akhirnya aku lebih ndusel lagi di tenda. :D
Cerita tentang dingin dan tidurku nggak akan ada
habisnya. Karena itu luar biasa.. ^^
Akhirnya matahari mulai nampak, meskipun malu-malu. Dan
aku sudah siap menatapnya. Tapi tidak dengan teman-teman setendaku yang lain.
Ragil yang lebih dulu bangun dari pada yang lain, tampak panik luar biasa. Dan
ternyata, dia salah bawa celana. Yang dia bawa adalah celana dalam aja. :D Aku
nggak tau mau bereaksi seperti apa. Yang jelas kita tertawa di tengah
kepanikannya. ^^ Setelah menanyakan kesana kemari, tetep nggak ada celana yang
bisa dipakai olehnya. Tenda sudah akan dibongkar, dan dia tambah senewen. Dan
jadilah, dia turun gunung sambil pakai sarung. Pecinta Alam yang syariah. :D
Turun gunung, nggak begitu banyak yang bisa diceritakan.
Kecuali, aku yang lelah jalan, akhirnya turun jalan yang pas berangkat naiknya
50o nggak pake jalan, tapi prosotan. Dan itu lebih so prett, karena
dapet dorongan kaki kagetnya Ardi.
Memang sih, nggak sama antara ruang 5 cm yang asli,
dengan 5 cm duniaku. Tapi aku bisa merasakan rasa nyaman di alam, sama seperti
5 cm. Aku bisa merasakan indahnya duduk-duduk di atas tanah sambil
berhaha-hihi. Aku bisa menikmati lucunya cerita yang katanya, “orang akan
terlihat yang sebenarnya, jika ia berada di alam luas,”. Aku percaya ituuuuu.. ^^
Jadi sebelum ada 5 cm di novel dan film, aku udah
mengalaminya lebih dulu. :p
Kalau di 5 cm endingnya ada cinta-cintaan. Di 5 cm-ku
juga samaa.. ^^ Ada banyak sebenernya, tapi yang lain nggak paham terlalu
rinci, jadi males ceritain. Bahas yang aku aja deehh.. hehehe.. ^^
Jadi semalam sebelum malam terakhir itu adalah malam
tanggal 24 Januari. Malam pergantian tahunku. Ciyeeeee.. Sengaja nggak
tidur-tidur nunggu apa ada kejutan dari temen-temen. Hehehe. Padahal malem
sebelumnya ada juga yang ganti tahun, tapi adem ayem. Malem itu sengaja nggak
mau jauh-jauh dari Adin, tapi bukan nempel-nempel gitu juga sih. Yang penting
jarak pandang masih menjangkau semuanya. ^^
Tenda kami, adalah tenda kompi yang buesar itu. Dan di
dalam tenda kompi itu, masih ada tenda
dome lagi. Kalau nggak salah inget, ada 3 tenda lagi di dalamnya. Entah apa
maksud mereka itu. Aku duduk di depan tenda tempat tidur Adin, karena hanya di sana,
yang depannya ada matras buat duduk-duduk. Adin duduk di sebelahku hanya
terhitung beberapa detik saja. Semua kawan-kawanku bilang, kalau ia sedang
malu. Aku tak percaya begitu saja. Karena bagaimanapun juga, yang tau isi hati
Adin, ya hanya Adin sendiri. Dan sosok kaku itu, nggak akan begitu saja
berceloteh tentang hatinya pada setiap orang di sana. Aku duduk di sana, sambil
menghitung detik-detik bertambahnya angkaku. Sesekali melamun juga, agak
berharap ada kejutan dari kawan-kawan alamku itu.
Di tengah lamunanku, Ardi asyik sendiri sama lilin yang
dia potong kecil-kecil dan ia taruh di atas botol kopi Nescafe. Aku heran
dengan kesibukannya itu. Sebelum jam 11 malam, dia nyalakan lilin-lilin itu dan
dengan preketeknya, dia nyanyi-nyanyi sendiri. Oke! Waktu itu aku geer. Aku
fikir itu buatku. Tapi nyatanya, ketika aku menoleh untuk melihat ke arah Ardi,
ternyata lilin itu sudah ada di depan kakak kelasku yang berganti tahun sehari
sebelum aku. Aku gondookk!! Tapi tetep stay cool. Aku ikut-ikutan nyanyi
selamat ulang tahun di sana. Setelah selesai seremoni itu, aku berharap itu
masih berlanjut. Ternyata mereka semua masuk ke dalam tenda masing-masing dan
mulai sibuk dengan mimpi mereka masing-masing. Aku cengok dan “neluyur” aja di
ke tenda yang sudah ada mbak Liya yang lagi tidur. Aku tutup pintu tenda dengan
sebal.
Jam 12 lebih, aku terjaga. Aku mendengar suara-suara yang
belum tidur. Teman-temanku sedang “nikus”, nyari makanan-makanan sisa yang
masih bisa diolah lagi. Aku bangun awalnya pengen pipis, tapi aku urungkan
karena terlalu gelap tempatnya. Aku buka penutup tenda, mencari-cari entah apa,
tiba-tiba ada yang menyenteri mataku dan bilang, “Selamat Ulang Tahun, nut-nut…”
Aku bengong. Yang ngucapin adalah kakak kelasku dan entah kenapa tiba-tiba ia
ada di sana, karena seingatku tak ada ia sebelum aku tidur. Sudah sampai situ
aja, dan aku langsung tidur lagi.
Belum juga memejamkan mata, mbak Liya yang tidur di
sebelahku, tiba-tiba merengek kesakitan. Aku nggak ngerti, bingung dan aneh
campur aduk. Posisi panik, temen-temenku ngumpul dan akhirnya disimpulkan bahwa
mbak Liya sedang mengalami hipotermia. Wooooohhh.. aku paniiiiik. Mendengar
nama penyakitny aja baru itu, apalagi penanganannya. Aku butaa. Tapi untunglah,
orang-orang di sana memang luar biasa. Semua mengerahkan dirinya untuk
memulihkan partnerku seperti semula. Kita juga sempet meluk mbak Liya persis
seperti di 5 cm asli. ^^
Jam 3 lebih, barulah kondisi bisa dikatakan hampir pulih.
Akhirnya ia bisa tidur. Karena aku takut sendirian, akhirnya, cowoknya Mbak
Liya plus Ardi tidur setenda dengan kami. Setidaknya kalau ada kambuh
tiba-tiba, aku bisa membangunkan mereka lebih dulu. ^^
Pagi-siang-sore berlalu dengan begitu ceria. Mbak Liya
sudah membaik. Kita masak-masak, nyari sayur dan lain-lain. Sesekali aku merasa
diawasi Adin. Tapi ia sama sekali tidak mengucapkan selamat padaku.
Dan malam pun menjelang. Lagi-lagi aku duduk di depan
tenda Adin. Tapi kali ini aku nggak duduk dalam diam. Adin ada di sebelahku.
Duduk manis menyelonjorkan kakinya, sedang aku membalurinya dengan “Co*nterpain”.
Aku sedang menjalankan tugas sebagai petugas kesehatan yang okee banget!! :D Okee.. beberapa kali kita sempat
pandang-pandangan. Duuuhhh… :D Belum juga lama pandang-pandangannya, ada kawan
lain yang tiba-tiba nyeletuk, “Cmeth ulang tahuuuun.. Selamat ya cem..” sambil
ngusap-ngusap kepalaku. Adin terlihat kaget. Mungkin dia keduluan. ^^ Setelah
semua kawan menyalamiku, Adin pun begitu. Memandangku beberapa saat, menyelamati
sambil mencubit pipiku dan mengusap kepalaku. Itu iyyuuuuhhh bangeett. Beberapa
detik aku sempat berfikir selanjutnya kita akan jadian. Ahhh.. tapi ternyata
enggaaaakk.. Semuanya berhenti di situ saja.
Sebagian besar kawan-kawanku sudah tidur, tapi aku belum
pengen memaksa mataku untuk tidur. Aku masih duduk di depan tenda Adin.
Sesekali aku mengawasi apa ia benar-benar sudah tidur ataukah masih terjaga.
Ternyata ia memang sudah tidur. Ardi duduk di depanku. Masih sama yang ia
lakukan dengan malam kemarin. Memotong-motong lilin, dan memasangnya di atas
botol “Nescafe”. Aku nggak mau peduli, karena nggak mau geer lagi. Setelah ia
nyalakan semua lilinnya, barulah aku percaya bahwa itu memang ditujukan buatku.
Ardi mengucapkan selamat dan membisikkanku bahwa yang kemarin sebenarnya ia
memang benar-benar menujukan lilin-lilin itu padaku, tapi dia urungkan karena
tak mempunyai banyak keberanian. Dan jadilah ia disebelahku malam itu. Ardi
memberiku coklat 2 batang, sambil bilang, “Aku tahu arah kiblatmu sekarang
masih sama (melirik ke tenda Adin) dan aku tahu suatu saat nanti arah kiblat
kita akan sama,” sambil tersenyum. Preekkk bangeett.. :D Dan 4 bulan kemudian
kami jadian.. hihihiiii.. ^^ 5cm kuuu… (waktu itu)
5 cm dalam hidupku tak hanya menggantung di depan mataku
saja. Di depan mataku memang ada mimpi yang aku taruh rapi, yang harus kulihat
setiap berjalan. Dan 5 cm di belakang, kanan dan kiriku ada seluruh
sahabat-sahabatku yang secara bergantian mendukungku. Sahabat-sahabat yang
hadir sejak aku masih belum bisa berpijak dengan benar, sampai mereka yang
kutemui sekarang dengan segala macam haha-hihi mereka. Aku sayang mereka
seperti aku menyayangi diriku sendiri. Aku tak pernah mampu untuk menghalau
fikirku dari mereka. Aku hanya ingin mereka tetap ada di sekitarku dalam nyata
ataupun maya. ^^
Terima kasih banyak kawan-kawankuu.. ^^ PMR Wira SMK N 1
Singosari, PA STEPAS, RPL Brotherhood, PRAMUKA, OSIS, BPUB, 3A SMP2Batu,
Popeyes Indonesia, FOCUS UMM, MATCH Production, Semiotic Picture dan pLettonic
Indonesia. Aku nggak akan bisa berdiri tegak seperti sekarang ini tanpa
dorongan dari kalian semua.. ^^ Ayo kita raih mimpi kita bersama-sama. Apapun
itu!!!
Terima kasiiiiiiiih.. ^^
1 komentar:
wahhh sepertinya aku tahu cerita itu semua ^_^, semngat kakak kelas, dikelarin kuliahnya
Posting Komentar or Reply Comment