Korupsi.. Korupsi. Korupsi. Setiap hari, suka tidak suka kita selalu dijejali berita-berita tentang perbuatan yang sangat terkutuk itu. Dalam hati kadang merasa bosan dengan pemberitaan-pemberitaan itu, tapi ketika masyarakat merasa bosan itu malah akan membuat korupsi menjadi hal yang biasa saja. dan sudah lumrah. Memang menjadi PR besar bagi Komisi Pemberantasan Korupsi untuk membebaskan negeri tercinta kita ini dari praktek-praktek korupsi.
Menjadi Ketua KPK memang bukan pekerjaan yang mudah. Tuntutan dan harapan banyak orang untuk selalu memberikan hasil yang luar biasa, memaksa KPK untuk selalu berbuat yang di luar perkiraan. Tindakan KPK yang sangat bertolak belakang dengan para koruptor tersebut, memungkinkan adanya tindakan yang tidak berpihak kepada KPK. Dan ketua KPK mempunyai peran yang sangat besar bagi stabilnya keadaan yang ada di tubuh KPK. Goncangan-goncangan yang terjadi baik dari dalam ataupun dari luar KPK pun harus bisa diatasi dengan baik oleh Ketua KPK.
Ketika saya, diberi kesempatan menjadi Ketua KPK, yang saya lakukan pertama kali adalah membagi tugas tim menjadi beberapa bagian. Pembagian tugas tersebut diantaranya adalah bagian penyelidikan, penindakan, dan pendidikan. Saya merasa pembagian itu penting, karena saya ingin tim dapat bekerja dengan maksimal. Hasil yang diinginkan pun tidak hanya sekedar memberantas tindak korupsi tapi juga memberikan pendidikan anti korupsi yang lebih serius kepada masyarakat semua lini agar bibit-bibit korupsi tersebut dapat dihilangkan. Ketiga bagian tersebut harus berjalan beriringan, tanpa ada yang didahulukan.
Pendidikan anti korupsi mungkin dinilai klise atau sudah biasa. Namun, bagi saya pendidikan yang paling berpengaruh adalah pendidikan di usia dini. Tentu saja sedini mungkin. Kondisi anak usia dini memang paling mudah untuk memberikan doktrin-doktrin kehidupan yang benar, termasuk tentang anti korupsi. Mereka yang belum tahu apa-apa, memang tak bisa langsung diberikan permasalahan-permasalahan yang ada di bangsa ini, namun pendidikan tersebut dapat diberikian sesuai dengan umur mereka. Tidak perlu diberikan dengan kurikulum khusus, karena itu hanya akan menjadi teori saja, tetapi dengan pertunjukan-pertunjukan khusus untuk menggugah hati mereka dan mereka akan paham bahwa korupsi tidak hanya berhubungan dengan negara dan milyaran bahkan triliyunan rupiah.
Anak-anak akan mudah mencerna sesuatu hal ketika hal tersebut divisualisasikan, termasuk dalam bidang pendidikan. Kita bisa memberikan contoh-contoh korupsi yang dekat dengan mereka dan apa bahayanya menggunakan gaya penceritaan yang sesuai dengan usia mereka. Tak berhenti sampai di situ, proses pendidikan tersebut akan terus berlanjut sesuai jenjang pendidikan masing-masing anak. Karena saya percaya, pendidikan apa yang diberikan kepada anak usia dini, akan menjadi pegangan dalam kehidupannya di masa depan. Dan itu akan bisa membuat negeri kita terbebas dari korupsi meskipun waktu yang dibutuhkan relatif lama.
Selain itu, saya akan sangat memperhatikan proses peradilan yang harus membabat habis orang-orang yang korup tersebut. Saya akan selalu berusaha melakukan yang terbaik, meskipun saya tahu bahwa apa yang saya hadapi ke depannya akan melalui hal-hal yang sangat terjal. Termasuk berhadapan dengan orang-orang yang sangat berpengaruh bagi negeri.
Dengan saling kepercayaan, peduli dan menghargai masing-masing, korupsi pasti bisa dibumihanguskan dari Indonesia. Kecintaan terhadap apapun yang ada di Indonesia, bisa menjadi pelecut semangat untuk sama-sama bergerak kepada jalan Indonesia yang lebih baik.
Korupsi dan Aku!!
Diposting oleh
metrika
at
Senin, 19 November 2012
Label: cerita dan keluh kesah , dunia , kompetisi
1 komentar:
tapi masalahnya low Mbak, orang tua dari si Anak ini sudah terbiasa untuk membiasakan anaknya terbiasa dengan korupsi.. dimulai dari hal terkecil..
jadi kalo mau memberantas korupsi menurutku seh pendidikan gx hanya untuk usia dini, sekalian orang tuanya
dan banyak yg musti harus dibenahi mulai dari yg paling bawah sampai yang paling atas, hukum segala macemnya itu diperjelas.
tapi di Indonesia, 1 orang terlibat korupsi, pasti merembet ke kasus yg lain dan melibatkan banyak orang, presiden pun kena. jadi intinya saya tidak tahu ngomong apa..
saya juga sering korupsi.. bagaimana menghilangkan kebiasaan itu??
Posting Komentar or Reply Comment