Sebuah Cerita Ungkapan Ceria

"let's walk through this journey of life together" - RM

Demi Surga


“Kita simpan saja mimpi-mimpi kita. Ikuti perintah Mamahmu. Jangan jadi anak durhaka,” kata kekasihku akhirnya.
            Aku terdiam menahan air mata yang ingin segera dijatuhkan. Malam ini, seperti malam-malam sebelumnya. Berbagi kasih dengan kekasihku. Selalu setiap malam, kami menyempatkan diri untuk saling mendengarkan. Biasanya kami berbagi hanya lewat udara malam. Tapi tidak kali ini. Entah kenapa, aku ingin segera bertemu dengannya dan menumpahkan segala isi kepalaku.
            Rasa sayangku pada kekasihku dan orangtuaku jangan pernah dibanding-bandingkan. Mereka mempunyai level yang berbeda, tentu saja. Kekasihku tak hanya menjadi kekasih. Kadang ia adalah kakak lelaki yang tak pernah kupunyai. Kadang ia adalah sahabat lelaki yang satu persatu hilang seiring berubahnya statusku dan mereka. Dan ia adalah kekasih yang selalu bisa menanamkan kepercayaan, keterbukaan dan komunikasi yang tak hanya sekedar berbicara kepadaku. Sedang orang tuaku, menjadi sisi dimana aku harus bisa menjadi anak sematawayang mereka. Yang itu artunya, hanya akulah yang menjadi tumpuan masa depan mereka. Dan di pundakku lah segala mimpi-mimpi mereka akan diwujudkan.
            Tidak seharusnya aku berdiri diantara cintaku yang tak tertahankan untuk keduanya. Sejak awal hubunganku dengan kekasihku, aku tak pernah benar-benar percaya jika aku harus mengakhirinya karena ketidakpercayaan Mamah atas kami. Aku bukan tak pernah me-RUPA-kan kami kepada Mamah. Tapi aku tak menyangka jika akan berakhir seperti ini. Percuma juga memohon tameng atas hubungan kami kepada Papah. Mana bisa Papah menolak permintaan Mamah. Pada kondisi normal pun tidak, apalagi ditengah setiap erangan Mamah seperti sekarang ini. Aku semakin dituntut untuk maklum atas semua permintaan Mamah di tengah kesakitan Mamah.
            Aku mengurai benang kusut yang kuceritakan kepada kekasihku dengan berat hati. Rasa di hatiku meminta pengertian untuk tak mengeluarkan kata-kata yang mengarah pada berakhirnya kami. Tidak!! Bukan ini yang aku inginkan. Rasa cintaku pada mereka sama sekali tak ingin kehilangan keduanya. Aku akan kembali hilang jika tak ada cinta keduanya. Aku tak akan pernah menjadi utuh jika salah satu diantara mereka menghapus diri.
            “Harus seperti itu?” tanyaku lemah.
            Belaian lembut dan lemah jemari kekasihku pada kepalaku mengiris-iris hati dan perasaanku. Aku luka. Terlalu dalam untuk bisa berfikir secara rasional.
            “Kamu sayang Mamah, kan?” tanyanya lembut.
            Aku mengangguk.
            “Inget salah satu mimpi kita, bahwa kita akan bercinta di atas ridho Tuhan?” tanyanya meyakinkanku. Matanya menatap tajam mataku. Cukup meyakinkanku bahwa dia serius atas segala ucapannya.
            “Iya ingat. Tapi kita bukan pasangan beda keyakinan yang tak dipersatukan Tuhan karena terhalang restu,” jawabku.
            “Sayang, dengar. Kalau kita diciptakan untuk masing-masing dari kita, Tuhan tak akan diam, bukan?” ucapnya sambil mengusap pipiku lembut.
            “Itu klise, sayang...” potongku. Ya memang klise. Di luar sana, banyak pasangan kekasih yang berpisah dengan tumpuan alasan, kalau berjodoh akan dipersatukan. Tapi nyatanya, sejengkal demi sejengkal jarak mereka akan semakin bertambah. Dan hilang sudah cinta diantara mereka. Aku tak pernah bisa percaya konsep itu.
            “Tapi surga tetap di telapak kaki Ibu, sayang,” ucap kekasihku pendek dan cukup menghentakku.
            Aku terdiam dan berlalu meninggalkan kekasihku. Aku sudah tak bisa berfikir lagi. Ya ya ya.. Selama ini aku meninggalkan konsep itu demi berbagi kasih dengan kekasihku. Sekarang aku harus meninggalkan semuanya untuk itu. Aku berlalu semakin tak memperdulikan apapun.
            Di depan kamar, aku melihat Mamah berbaring begitu damai. Ahh.. Kenapa aku selalu luput akan senyum itu. Kucium kening Mamah lembut dan menyingkap air mataku. Cintaku untukmu, Mah. Dan suatu saat aku dan kekasihku akan dipersatukan Tuhan, seperti aku dan Mamah sekarang.

0 komentar:

Posting Komentar or Reply Comment

About this blog

"Don't start with seeing, start with believing..."
-Master's Sun-

SayaSayaSaya

Foto Saya
metrika
perempuan yang sedang bermetamorfosa jadi semut keciill.. ^^
Lihat profil lengkapku

Blog Archive

Followers