Haii Jogja!!!
Apa yang kamu tahu tentang Jogja? budaya, musik, keraton, jawa, kalem. Itu semua memang Jogja. Tapi ada satu lagi Jogja bagiku. Letto dan segala asa. Dari Letto banyak yang bisa ku dapat, termasuk kawan-kawan yang sangat luar biasa. Dan inilah cerita kami. ^^
Liburan dan berlibur itu kalau salah satunya ilang, gak siipp rasanya. Apalagi namanya long weekend.. ogah banget kan kalo di rumah ajaa,,, nah itulah yang mendasari manusia-manusia untuk liburan.
Termasuk kamiii.. 5 orang dengan harapan bisa berjumpa jodohnya di Jogja.. ^^
Jodoh! Ya! Jogja memang berjodoh denganku. Liburan pertama yang memang diniatkan untuk liburan yang sebenernya belum berani direalisasikan. Karena sebetulnya masih banyak kebutuhan lain dari sekedar liburan. Tapi ajakan Arin waktu itu memuncak. Dan disambut hangat pula dengan ajakan mbak Lilis. Jadilah recehan demi recehan satu persatu mulai dikumpulkan. Karena waktu itu jadwal juga barengan mau ke Yakarta, nekat aja beli tiket kereta ke Jogja. Waktu itu mikirnya biar lebih murah, pun kalo nggak jadi bisa dibatalin. Tapi harus jadii.. ^^
Singkat cerita Ancol gank yang positif berangkat Jogja, setelah melalui recehan yang panjaaaang.. ^^ Tapi mendekati hari H, ternyato Arin gagal berangkat. Aku sedih. Gimana cara pulangku?? Aku sama Arin kan janjian buat pulang bareng. Tapi hari terus berjalan dan aku semakin galau mau pulang naek apa.. ^^ Ya sudah... tinggalkan saja aku dengan galauku pada tempatnya...
Kita berangkat dengan hati dan kendaraan kita sendiri-sendiri. Aku dengan kereta Bengawan-ku.. sedang 4 yang lain dengan bis sumber-nya (lupa sumber apa...) :p Kita bertemu di ruang rindu.. #halah.. dramatis ini ceritanya.. sangat-sangat dramatis!!
Tanggal 15 pagi, di Pondok Labu, Yakarta, gempar!! Memang udah biasa sih kalo aku suka kemana-mana sendirian, tapi waktu itu keadaannya beda.Keluarga besar sedang berada dalam satu masalah. Dan aku yang masih (duhh) mahasiswa ini semalaman suntuk diberi wejangan jangan kayak si ini, jangan kayak si itu, jangan begini, jangan begitu, duuhhh... sebagai alumni stm aku merasa gagal. Nah, pagi-pagi semua bingung karna aku udah packing dan ribut belanja (baca: beli pasta gigi dan astor). Liburanku baru saja dimulai!!!
Kereta Bengawan yang aku tumpangi berangkat dari Stasiun Tanah Abang pukul 19.40 dan aku baru belanja jam 17.05. Jalannya nyante banget dan orang rumah yang kelimpungan. Nyampe rumah, aku sedih, karna istri kakak sepupuku tiba-tiba mau "menitipkan"ku ke temennya buat pergi ke Tanah Abang. Nanti kalau aku diculik gimana?? Aku gak marah, tapi semua aku cemberutin!! Terus packing lagi!! Aku harus berangkat sendiri!!
Dan jurusku ternyata berhasil! Kakak sepupuku terus siap-siap buat nganterin. Langsung ngasih helm dan ngajak berangkat. Waktu itu baru aja maghrib. Aku langsung galau. Apa berangkatnya gak kecepetan yaaa...?? Tapi semua orang bilang, "Kamu harus berangkat, met. Kamu harus semangat!! Kamu harus dapet jodoh!! (loh)" Trus aku disangoni. Sipp!! :D Semua orang sangat paham kalau aku sangat kurang sangu. ^^ Mungkin terlihat dari wajahku..
Jakarta yang biasanya penuh dengan kendaraan, malam itu lengang. Liburan memang benar-benar sudah dimulai! Yang aku temui cuma lampu merah di setiap lima menit perjalanan kami. Duhhh... Kakakku mungkin kerasukan arwahnya simoncelli, jalannya ngauwebuuuttt bangeeeetttt.. Mungkin sebaiknya aku naik elang aja. Perjalanan Pondok Labu-Tanah Abang begitu hitam. Tiba-tiba terlihat "Istora Senayan" dari kejauhan. Aku langsung bangkit dan turun dari elang. Di sana banyak ikan-ikan segar yang mungkin butuh ditangkap oleh nelayan. *macak nelayan* Katanya mbak Lilis sih itu.. ^^
Singkatnya. Singkat banget. 18.45 aku sudah sampe di Stasiun Tanah Abang. Duuhhh.. sejam lho mau ngapain di stasiun. Aku duduk di tangga tanpa teman. Samar-samar terdengar "Aku pulaaaaaaaang tanpa dendaaaaaaaaaam", aku diem dan minum nutrisari dari botol pertamaku. ^^ Pemandangan agak janggal di ruang tunggu waktu itu adalah hanya ada seorang pemudi yaitu aku di sana, sisanya adalah nenek-nenek. Duhh.. jangan-jangan aku terdampar di Panti Jompo lagi. Aku sempet mikir pengen lari, takut dianggap perawat mereka sihh.. :p
Dan aku diusir satpam dari singgasana tanggaku.
Kereta dateng.
Lari-lari kecil.
Nyari tempat duduk.
Ketemu.
Duduk.
#KemudianNdoweh.
Duuhhhh.. sekelilingku ternyata nenek-nenek semua. Dan sumber kegetiran malam itu adalah HARUS YA PAKE MINYAK TAWON NYENTRONG GINIIIIII?? Dan Nenek-nenek itu adalah kumpulan pengurus posyandu di daerah Pasar Minggu.. Mungkin itu adalah nenek yang bertugas memeriksa kesehatannya mbak Lilis. ^^
Langsung aku pasang slayer merah milik (duhhh..) Ubur-Ubur. Udah dicuci berkali-kali tapi baunya masih nempel. Otak langsung mencet tombol flashback. Memory setahun lebih yang lalu semburat di alam maya. Nah nah. Duhh... sudah... Kita tempatkan mantan pada tempatnya!! *mbusek Recycle Bin*
Dari pada lamunanku jalan-jalan gak jelas, sebaiknya aku tidur. Dan iya! Aku tidur! :D
Sebelum tidur, aku adalah tukang kuli panggul yang kebagian ngangkatin tas-tas ke atas.
Setengah 12 kebangun dan kelaperan. Nenek-nenek di sekitarku masih belum tidur juga. Aku sempat curiga, jangan-jangan mereka adalah penculik yang mau menculikku. Duhhh.. Imajinasiku terlalu liar kalau aku lapar. Aku makan bekalku biar otakku sehat kembali. ^^ Pas itu, mbak Hayu sms bilang kalau yang bakal jemput aku itu mbak Mia. Setelah bales iya, langsung tidur lagi. Tidak lupa memakai slayer. Aku gak mau mabok di kereta gara-gara minyak tawon!
Aku kebangun tepat sebelum matahari muntub-muntub. Jangan tanya aku di mana, karena aku nggak tahu. Yang ku tahu adalah aku akan segera bertemu jodohku!! :D
Sampai stasiun Wates, aku galau. Harusnya kurang satu stasiun lagi aku sampai di stasiun Lempuyangan. Tapi sepanjang beberapa menit itu, lewat bebapa stasiun kecil-kecil. Nggak lama lewat stasiun Yogyakarta. Kalau dari petunjuk mbak Rhien dan mbak Hayu, aku harus melewati stasiun tugu dulu. Kata mbak Rhien, abis stasiun Wates itu Tugu. Aku semakin galau. Aku nanya ke nenek di depanku. Dan aku langsung diusir.
Jadilah aku berdiri di pintu gerbong. Untuk beberapa detik, aku adalah suporter bola yang naik kereta di atas dan pintu gerbong. :D
"Lempuyangaaaan, aku datang. Siapkan jodoh buatku," teriakku di dalam hati.. ^^
Turun dari kereta yang pertama kali dilakukan adalah sms mbak Mia. Karena sesungguhnya itu adalah kali pertamanya aku ke jogja tanpa dampingan guru-guru.. (itu kan jaman SD meeed.. :p) Karena belum di bales juga, akhirnya aku melaju pada pintu keluar menuju loket yang isinya ada mas-mas cakep (duuhh). Maksud hati sih nanya sudah punya jodoh apa belum, tapi apa daya, mulut tak kuasa. Yang keluar dari mulut adalah Kereta Sri Tanjung atau Gaya Baru ke Surabaya ada nggak. Dan dijawab, "kosong semua mbak," sambil tersipu malu. Aku langsung kebelet (maaf) pup. ^^ Karena toilet ada di dalem stasiun, aku malah masuk lagi lewat pintu keluar, padahal harusnya nggak boleh.. Biariiin sih, yang penting perutku sehat ke depannya. ^^
Setelah melewati 2 sms yang sama, akhirnya ada kabar juga dari mbak Mia, yang bilang kalau baru bangun karna ketiduran lagi. Gak papa mbak. Aku juga abis pup kok, jadi aku sudah sehat kembali. ^^
Nggak sampai 15 menit kemudian, hapeku berdering, dan jeng jeng jeng.. mbak Mia ada di depanku. Dan duuuhhhh... ternyata mbleset dari perkiraanku. Di dunia hayalku kan mbak Mia itu tinggi dan kurus. Tapi ternyata mbak Mia itu tinggi sih dan nggak gitu kurus kok.. masih ada isinya. ^^
Kita berdua singgah sejenak di tengah Malioboro (yang waktu itu aku nggak tau kalau aku udah di Malioboro), menunggu kabar dari yakarta's gank. Muncullah sms yang mengatakan bahwa mereka sudah ada di monumen 11 Maret. Kita berdua meluncur aja tanpa dosa, pas udah nyampe depannya, kita celingak-celinguk nyari 4 orang wanita dengan banyak tentengan. Tapi gak nemu, setelah melihat dengan seksama, ternyata itu adalah Monumem 1 Maret. Kita berdua langsung diam. Aku tetep celingak-celinguk, dan mbak Mia sudah asik dengan google map'nya. Tetep nggak nemu wujud Monumen 11 Maret. Akhirnya muncullah sms ralat. Kita terpaksa muter balik yang juwauhnya biasa aja sih. ^^ Cuma emang muter aja.
Mencari 4 orang di antara jubel-jubelnya Jogja ternyata susah-susah gampang (banyak susahnya kan berarti). Akhirnya ketemu. Setelah bersay hello, mbak Mia pamit. Kita berlima cengok. Melongo. Ndoweh. Gimana nasib kita ke depannya? (baca: nasib bau badan!!)
Setelah melalui keberatan yang panjang, akhirnya diperolehlah keputusan untuk menyegerakan mandi. Karena basecamp Kadipiro belum ada kabarnyaa, akhirnya kita melaju ke Masjid Agung. Dengan celingukan sana-sini, dan pertanyaan sana-sono, nyampeklah kita ke Masjid Agung, masjid yang katanya Pak Penyo adalah masjid wisata, karena tak semua orang yang datang ke sana untuk beribadah, termasuk kita.. :|
Sudah sampai Masjid Agung, kita tak lantas bisa jebar-jebur, karena kita fikir masih pagi dan kamar mandi belum buka. Mungkin memang di Jogja butuh franchise's (mungkin tulisannya begitu) kamar mandi dan WC, karena kamar mandi satu tak cukup buat kami semua, para wisatawan. :D Alhasil, kita berlima bermigrasi ke kamarmandi seberang yang pintunya dibuka lebih banyak. Sebenernya pintu kamar mandi yang dibuka ada 5, pas kan sama jumlah kita. Tapi kita nggak mandi secara serentak sih. Aku sih karna masih menyesuaikan diri dengan air di Jogja, jadi sabar aja dulu.. (alibi, padahal aslinya sih masih jet lag.. :p), tapi keempat orang yang lain memilih untuk mandi secara gantian karena peralatan perangnya juga gantian. Kloter mandi pertama diisi oleh mbak Lilis + Dwi. Selanjutnya sisanya, Aku, Pipit + Windy. Windy mandinya nggak kedengeran apa-apa. Sampe aku pikir, dia kloter selanjutnya lagi. Kalau Pipit, mandinya semua ditinggalin di luar. Untung pusernya nggak ketinggalan.. ^^
Setelah selesai mandi dan melakukan ritual wanita, kita nggak beranjak begitu saja. Kita masih harus bayar biaya air yang kita habiskan buat mandi. Daaaaaaan nonton dedek-dedek kecil main kasti. Sebenernya aku suka sedih kalau ada yang berhubungan dengan kasti. Entah kenapa sewaktu SD, kasti adalah olahraga yang memancing keributan, bahkan sesama sahabat. Aku sediih pokoknyaa.. :((
Setelah puas meratapi kesedihanku bermain kasti, ternyata yang lain lagi kerasukan FTV.
Berjalan hendak meninggalkan pelataran Masjid Agung, kita masih harus melakukan ritual khas wisatawan. FOTOOOOOO.. ^^
Dan cuusslah kita untuk makan. Maksut hati pengen makan aneh-aneh tapi apa daya pundak sudah lunglai, akhirnya kita makan apa yang ada di depan kita.. KERIKIIILL .. ahahha.. enggak laah.. Kita nemu tukang soto dan bakso, yang ternyata kuah bakso dan sotonya sama. itu adalah soto yang maha aneh. :D
Setelah soto, sebenernya kita pengen ke alkid. Tapi kita buta. Alhasil, kita ke jalan aja ke sembarang arah, padahal pundak udah melambaikan tangan ke kamera. Kita juga adalah wisatawan yang jual mahal banget. Ditawari tukang becak tarif murah kita nggak mau. Dan kekeuh pengen naik andong biar suasananya kayak di FTV. Tapi nyatanya, informasi yang kita dapatkan tak sesuai kenyataan. Andong yang kata bapak penjual soto tarifnya 20ribu, ternyata 40rb. Rugi bandar!! Pas berusaha jalan, ditawari tukang becak lagi, ternyata tarifnya dua kali lipat. duuhh.. kita galau angkutan. Di tengah rempongnya wisatawan jaim itu, tiba-tiba kita mbaca arah panah penanda. Kita menemukan ikan segar. Keraton. Mampirlah kita ke sana. Dan tau apa yang kita lakukan di sana?? 3D. Datang, Duduk. Diam. Setelah 10 tahun berlalu, akhirnya kita move buat foto-foto.. :D
Setelah lama-lama kemudian, smsnya mbak Rhien muncul membawa angin segaaaarr... Tapi setengah kabarnya Kadipiro masih belum bisa kebuka juga. Tapi nggak tau gimana ceritanya, (maaf.. lagi ngelamun, jadi gak inget.. :p) kita berangkat ke kadipiro naik bis kecil.
Jogja memang berjodoh denganku. ^^
Nyampek kadipiro, sudah disambut hangat oleh penghuni-penghuni sana. Yaitu sofa, lemari buku dan foto-foto.. Tentu saja sambutan paling meriah diberikan oleh COLOKAN LISTRIK!! :p
Pas kita naik ke lantai dua, kita disambutlah sama seorang lelaki.. awww.. setelah salaman-salaman, orang itu ngasih tau dua kamar yang bisa kita tempati, kita disuruh milih, tapi diarahkan ke ex. kamar mas Sabrang. Ya kita milih itu lah.. Dan buaiiknyaa ya ampun kok, pas kita leha-leha di kamar, muncullah lelaki itu lagi bawa sebuah tempat tidur. Dan jujur, aku masih bingung siapa orang itu. Pikirku mungkin ya orang yang jaga kantor. ^^ Dan setelah pengamatan yang mendalam, akhirnya ketahuan kalo itu adalah PAK PENYOO!! Tuhaaan, kenapa Pak Penyo nggak se-Pak Penyo yang aku bayangkan. ^^
Kita berlima digiring buat ke kantornya L, dan yang paling kita sukai di sana adalaaaah banyak COLOKAN. dan itu adalah salah satu nyawa dari sembilan nyawa kami. ^^
Dan ketika mandi sore sudah beres dan berniat untuk pergi ke alkid, malah udiyan dereeeesss... padahal kita udah mandi, udah cantiik.. ^^ ehh.. belum siih.. pas ujan kita pake celana training semua kok.. Pipit tidur-tiduran, memed mainan stik drum (ihiiiiyy) yang lainnya nge-random banget!! Tipi dinyalain tapi gak jelas apa suaranya dan gimana gambarnya. :D
Menjelang malam, hujan sudah tak menampakkan dirinya. Nah, aku berjodoh lagi dengan Jogja. Aku adalah pengelana malam. Dan hujan Jogja berhenti ketika aku akan melakukan ritualku. #tsaaaahhh.. wuopoo siihh..
... to be continued...
Jogja dan Istimewaa!! ^^ (satu)
Diposting oleh
metrika
at
Kamis, 29 November 2012
Label: alkisah , cerita dan keluh kesah
0 komentar:
Posting Komentar or Reply Comment