“Tuhan, aku tahu aku hambaMu yang terlalu mulu-muluk
Setelah minta pekerjaan, rumah, dan sekitarnya..
Sekarang aku minta lagi...
YA Tuhan, mana jodohmu...
Yang ku kira kemarin yang datang itu jodohku
Ternyata bukan loh...
Dia pergi tuh...
Nah.. Tunjukkan jalan menujuku kembali ya ...
Terima kasih Tuhan....”
Kartu pos ketiga yang akan aku kirimkan kepada Tuhan.
Tentu saja secara diam-diam. Jangan kira aku bodoh! Enak saja. Aku hanya terinspirasi oleh cerita sukses orang yang mengirimkan surat kepada Tuhan. Mereka itu kunci suksesku dalam menggapai impianku lho, jangan salah!! Aku berhasil mendapatkan jabatan ciamik di tempat kerjaku juga dari situ. Siapa yang bakal percaya kalau mahasiswa baru lulus sepertiku sudah jadi Manajer Operasional di PT Pos Indonesia. Yaa.. walaupun sudah tiga tahun aku jadi karyawan magang dan part time di sana.
Namaku Eka Sapta Prahayu, panggil saja Tata. Mantan mahasiswa Jawa jurusan Ilmu Komunikasi yang akhirnya jadi wisudawan setelah dua tahun bergulat dengan momok mahasiswa bernama skripsi. Aku memang gadis jawa, tapi entahlah jadi gadis yang unggah-ungguh itu susah bagiku. Sudah tak bisa masak, tak bisa dandan, semua atribut wanita sepertinya tak menempel di jidatku. Aku cuma pandai cuci piring sama setrika.
Jangan bilang itu alasan aku ditinggalkan kekasihku. No!!! Bukan!!! Sebenarnya spekulasiku saja sih itu. Karena sampai sekarang aku juga nggak tau kenapa aku ditinggalkan. Mungkin aku dulu punya kekasih hantu. Datang dan pergi seenak udelnya sendiri aja. Tapi aku suka kok dia menghantui aku terus. Setidaknya aku masih menyimpan ruang terbaik untuknya, kalau sewaktu-waktu dia memutuskan untuk kembali padaku.
Mengirimkan surat kepada Tuhan seperti ini, bukan membuat aku tak malu lho. Sempelll.. Ini semacam pengekspresianku atas kegelisahanku selama ini. Aku juga berdoa kok. Anggap saja ini ikhtiyarku. Orang-orang di kantor jelas heboh kedatangan dua kartu pos berisi sama, ditulis oleh orang yang sama, dan ditujukan kepada orang sama. Tentu saja mereka tak tahu kalau itu aku yang mengirimkannya. Bisa mati tertawa mereka.
Aku sampai di kantor pagi-pagi sekali. Pengennya sih, bisa menaruh suratnya di dalam kotak surat tanpa ketahuan siapapun. Aku memastikan di sana masih belum ada siapapun. Dan memang benar, belum ada satu orang pun yang datang di kantor. Pintu masih terkunci dan masih belum ada tanda-tanda kehidupan lah di sana. Aku pun diam-diam menaruh kartu pos itu di dalam kotak surat. Kemudian tanpa dosa, aku masuk ke dalam kantor. Baru beberapa langkah aku jalan, aku merasakan ada yang aneh. Entah apa itu. Aku sih merasa ada yang mengawasiku dari kejauhan. Tapi tak ada siapapun di kantor selain aku. Kontan, bulu kudukku merinding. Aku pun mengumpat sambil mempercepat langkahku.
Dengan terburu-buru aku masuk kedalam ruang kerjaku. Betapa kagetnya aku, tiba-tiba dari bawah mejaku muncul kekasihku yang sudah setahun menghilang. Aku yang tak percaya bahwa itu memang benar-benar dia, memperhatikannya lekat-lekat. Yang aku anggap bayangan itu kemudian mengeluarkan sekuntum bunga mawar dari balik badannya. Aku terkejut. Dia sangat paham, jika aku tak menyukai kejutan berupa bunga dan coklat jika bukan momen yang syahdu. Aku tertegun.
“Menikahlah denganku,” katanya tiba-tiba.
2 komentar:
siapa ini Mbak??
cerpen phand.. ^^
Posting Komentar or Reply Comment