Sebuah Cerita Ungkapan Ceria

"let's walk through this journey of life together" - RM

Jambore Stand Up Comedy 2019

Hari ini tepat seminggu acara Jambore Stand up Comedy selesai. Rasanya masih belum sepenuhnya bisa move on. Dari acaranya, dari Coban Rondo-nya,dan terutama dari para komikanya. Setelah beberapa tahun tidak mengikuti stand up comedy, mengikuti saja tidak apalagi menonton. Jelas terlupakan. Hidupku terlalu penuh dengan oppa-oppa. Tapi setidak mengikutinya, beberapa kali masih menonton acara SUCA di Indosiar, walaupun tidak rutin karena tengah malem broooo. Tidak nonton SUCI karena di malang tidak ada Kompas TV. Eh, nonton sih sekali-kali di Youtube.

Sekitar bulan Maret waktu Bang Awwe dan Adjisdoaibu mengumumkan lewat youtube-nya Raditya Dika, rasanya udah deg-degan. Mulai nyoba ajak beberapa teman yang punya rencana untuk kemping bersama, tapi gagal. Mereka bukan penggemar stand up comedy yang rela mengeluarkan banyak uang hanya untuk kemping. Karena kemping hore hanya butuh tekad. ^^ Awalnya  yang hanya dibilang akan ada hajatan di Malang, lama-lama mengerucut ke Batu. Dan puncaknya diumumkan di Coban Rondo. Duhh… Kenapa harus Coban Rondo? Coban Rondo adalah bagian dari kenangan indah yang tak boleh diingat-ingat. Bahaya.

Tapi biarlah. Nekat beli tiket pada waktu early bird padahal nggak punya temen berangkat. Waktu itu mikirnya, kalau nggak berani kemping sendiri, pulang tidur rumah, paginya balik lagi ke sono. Yhaaaa…

Tapi untunglah, mendekati hari H ada yang berhasil dihasut. Siapa dia? Nanti akan dijelaskan lebih lanjut.

Oke. Mari kita mulai. Lhaaa.. Dari tadi ngapaiiiin?

Tanggal 12 Juli 2019 datang, tapi masih bingung, ini acara dimulai jam berapa ya? Nanya panitia lewat DM (Direct Message) hanya dijawab pagi. Ya pagi kan juga punya jam. Waktu itu lihat pengumuman teman-teman yang menumpang Shuttle katanya dijemput jam 9, maka tenanglah saya. Hari Jum’at pasti pada sholat jum’at dulu kan ya.  Jadi selesai sholat jum’at saya mulai packing. Hahaha. Ngomong-ngomong saya nggak sholat jum’at ya.

Packing seadanya dengan pikiran kalau ada yang ketinggalan ya pulang, menjadi packing tersingkat mengingat perginya selama 3 hari. Selesai packing bukannya buru-buru berangkat, tapi masih mbuleeeeeet aja. Akhirnya berangkat selesai Ashar. Dan eng ing eng, udah jalan dong acaranya. Baru duduk di area stage, langsung Barry @Jekibarr dooong. Belum siap mendengarkan dengan baik, tapi sudah siap tertawa. Jadinya sepanjang beliau stand up saya tertawa tapi tidak ingat apa materinya. 

Sejujurnya, dari 100% penampilan semua komika saya hanya ingat 10% saja. Bukan materi mereka tidak bagus atau gimana, bukan. Tapi otak saya saja yang sebagian beku. Saya tidak terlalu bisa mengingat banyak hal, tapi kalau diingatkan saya bisa ingat biasanya. Insya Allah. ^^
Atau mungkin juga karena terlalu bahagia sampai saya tidak ingat apapun selain bahagia saya. Yhaaaa..

Beberapa komika setelah Bang Barry sungguh saya tidak tahu mereka siapa. Benar-benar baru pertama kali mendengar namanya. Setelah itu, sesi selesai, padahal belum satu jam kita duduk di situ, eh udah break aja. Ya sudah kita balik ke kandang. Eh.

Untung area perkemahan yang dipilih bukan di area paling atas, jadi masih aman hati saya. Duuhhh..

Mulai dingin tapi belum terlalu dingin. Belum sedingin sikap kamu kok. Yhaaaaa… Kembali ke tenda dengan perasaan aneh. Kenapa? Mungkin salah satunya adalah berada di tempat yang sama dengan komika-komika idola. Gimana nggak bingung, mereka yang biasanya cuma dilihat di layar kaca, tiba-tiba papasan waktu mau buang hajat, sedang diam jalan sendiri tiba-tiba di belakang  terdengar segerombolan orang mengobrol yang suaranya tidak asing, ternyata mereka. Ya siapa yang menyangka kalau orang-orang hebat itu berjalan selangkah di belakang saya. Yhaaa..

Dan yang aneh satu lagi adalah menginap bersama satu teman ini. Kami berteman dari sebelum TK rasanya. Bukan tetangga, tetapi keluarga kami saling kenal satu sama lain. Ya begitulah tinggal di desa, satu desa adalah keluarga. ^^
TK, SD kami satu sekolah, tapi tidak terlalu dekat, karena jarak rumah agak jauh dan berada di blok yang berbeda, jadi ketika dibagi kelompok belajar, kami tidak pernah satu kelompok. Kami bersama jika kami sama-sama diikutkan lomba ini itu. SMP, SMA kami berpisah sekolah tapi di awal SMP masih diberi kesempatan bersama karena les sempoa. SMA sama sekali kehilangan kontak. Dan sepertinya kami berjodoh. Kami dipertemukan kembali di kampus, tetapi tidak satu angkatan. DIa jadi kakak tingkat saya. Beda jurusan dan semua kemampuan otak kami jauuuuuh berbeda. Dia menyelesaikan S2 saat saya baru setahun lulus S1. 
Setelah sama-sama menjalani kehidupan masing-masing, kami malah lebih sering bertemu. Tidak terlalu sering sih, hanya sesekali nonton bioskop dan dilanjutkan makan dan cerita tanpa ujung.

Break pertama itu kami habiskan dengan bercerita kesana-kemari seolah-olah bertahun-tahun tidak bertemu.  Semua tentang kami berbeda, tapi begitulah manusia, takkan tahu orang seperti apa yang akan melengkapinya. Ya, malam itu saya merasa lengkap. Oiya, malam itu adalah malam pertama kami menginap bersama lagi setelah sembilan belas tahun lalu. Iya. Sembilan belas tahun. Terakhir kami mengikuti acara jurit malam yang diadakan Tapak Suci yang kami ikuti waktu SD.

Sudah. Sudah. Jangan biarkan saya bercerita tentang ini lebih lanjut. Karena ini adalah tulisan tentang  Jambore Stand Up Comedy 2019, bukan masa tentang persahabatan satu orang tinggi dan satu orang gemuk. ^^

Setelah isya acara dilanjutkan lagi. Kali ini komika yang tampil hampir semuanya tahu. Meskipun tidak pernah melihat sebelumnya, paling tidak namanya sering disebut di vlog komika yang lain atau di Ghibah.

Tidak banyak yang bisa saya jelaskan di sini, soalnya saya tidak begitu ingat detailnya. Maafkan saya. Tapi satu yang saya ingat, beberapa kali saya papasan dengan Bang Awwe saat hendak ke kamar mandi. Entah kenapa. :D Saya hanya mampu menunduk, deg-degan. Ternyata aslinya jauh lebih menawan dibanding melihatnya di TV atau youtube.

Oiya, biasanya kalau acara off air seperti ini, materi-materi yang dibawakan lebih liar. Penggemar stand up comedy pasti tahu. Para komika lebih bebas mengekspresikan  apa yang ada di pikirannya tanpa harus memedulikan sensor ataupun akan ada yang tersinggung atau tidak. Karena penonton sudah siap dengan segala konsekuensi. Penonton datang dengan hati yang sangat siap mendengar materi bentuk apapun. Yang terpenting bagi kami penonton adalah menemukan alasan untuk tertawa. Itu alasan saya sih. Saya datang untuk mencari alasan untuk tertawa terbahak-bahak tanpa harus peduli pandangan orang, Stress reliever ya namanya?

Setahu saya, yang saya pelajari ketika mejadikan stand up comedy sebagai objek penelitian untuk mengakhiri penderitaan masa kuliah saya, ada beberapa genre dalam komedi. Salah satunya adalah Blue comedy. Komedi kotor gitu, yang nggak jauh-jauh dari seputar selangkangan. Dan pengalaman beberapa kali menonton langsung acara stand up comedy, blue comedy ini yang sering dipakai untuk mengangkat emosi penonton ketika penonton mulai dingin. Pasti tiap komika punya materi blue dalam set list mereka, termasuk di Jambore ini.

Tapi entah saya saja yang merasa atau memang begitu adanya, malam pertama jambore hanya beberapa materi blue yang direspon baik, sisanya cuyuuuuung (dalam bahasa korea artinya diaaaam). Malam itu memang dingin banget. Mungkin itu yang membuat penonton tak begitu respon. Otaknya beku. Apalagi. ^^

Oh iya, ada yang saya ingat malam itu. AfifXfi  closing dengan memecah kelapa, degan sih kayaknya. Trus diminum kayaknya seger banget. Fico yang mempraktekkan susahnya sholat jamaah bagi orang gemuk dengan begitu luar biasa. Dan Alyakbar yang baru pertama kali saya tahu orangnya, tetapi berhasil menutup malam dengan kampret sekali. Ekspektasi saya terhadap komika-komika baru benar-benar diporak-porandakan. Jujur, saya masih menilai angkatan lama komika yang terbaik bagi saya. Karena saya mengikuti stand up comedy pada jaman itu. Setelah skripsi selesai lelah rasanya dan ingin istirahat sejenak dari penggemar stand up comedy. Dan agaknya terlalu lama saya istirahat. Terlalu banyak yang saya lewatkan, yang kalau saya coba kejar lagi sekarang tidak akan mungkin bisa terkejar juga. Terlalu buwanyaaaakk. Dan saya juga tidak sadar kalau komunitas yang ada di kota saya juga sudah hilang. Beberapa kali saya menonton acara mereka padahal. Memang konsisten itu pekerjaan paling susah sedunia.

Oiya. Alyakbar benar-benar luar biasa. MVP-nya Jambore menurut saya Alyakbar. Tidak hanya untuk malam itu, tapi secara keseluruhan. Benar-benar kampreeeeettt. Saya benar-benar puas tertawa malam itu. Benar-benar seperti hilang seluruh masalah dalam hidup ini.

Malam berakhir dengan karaoke bersama RuruRadio yang dipandu oleh Bang Adjisdoaibu. Lagu-lagu yang diputar dari berbagai genre. Dangdut, pop, indie, daerah, ah buanyak banget. Tapi lebih banyak yang tidak kupahami lagu apa itu. Maklum selama ini saya adalah pendengar hanya lagu-lagu pop lawas dan lagu oppa-oppa, saya tidak mengerti lagu yang banyak digemari remaja masa kini.

Malam itu saya pikir bisa tidur dengan tenang. Ternyata salah. Duingiiiiin banget. Gusrak-gusruk nahan dingin. Ketika hidung saya mulai terasa dingin, berarti saya harus lebih keras lagi menahan dingin udara Coban Rondo yang penuh kenangan hangat itu.

Oke . Bersambung ya.
Saya sambung di postingan selanjutnya.
Annyeong..

0 komentar:

Posting Komentar or Reply Comment

About this blog

"Don't start with seeing, start with believing..."
-Master's Sun-

SayaSayaSaya

Foto Saya
metrika
perempuan yang sedang bermetamorfosa jadi semut keciill.. ^^
Lihat profil lengkapku

Blog Archive

Followers