Seharusnya kita punya untuk kita masing-masing..
Seharusnya kita tak saling berbagi, padahal untuk sendiri saja itu tak membuatku merasa sebagai manusia...
Ya.. hanya seharusnya yang bisa ku katakan kepada hatiku, ahh.. hati kami..
Jangan pandang aku sebagai monster. Aku juga sama seperti kalian. Sama-sama punya lima indera. Sama-sama punya detak jantung. Sama-sama berorgan dalam satu atau sepasang. Kalian juga kan?
Jangan pandang aku sebagai manusia hina. Karena aku juga punya hati yang tak bisa biasa saja melihat kalian memandangku sebelah mata.
Jangan pandang aku sebagai makhluk yang perlu dikasihani. Tidak!! Aku tidak butuh rasa kasihan kalian!!
Hanya karena aku harus berbagi organ dengan kembaranku, bukan berarti aku tak punya hati. Kami hanya punya satu hati, tapi kami adalah manusia.
Kami tak pernah saling berucap. Hati itu yang menjadi media komunikasi kami.
Pandangan nanar Mama, selalu membuat kami terisak dalam diam. Tentu ia tak akan sanggup merelakan satu diantara kami hilang. Ia tak akan mampu melihat kami terpisah, jika salah satu diantara kami harus menemui malaikat pencabut nyawa..
Isak di hati kami, luka di hati Mama. Kami harus rela begini seumur hidup, untuk tak melihat cinta Mama rapuh lagi...
Dua Cinta, Satu Hati
Diposting oleh
metrika
at
Rabu, 10 Juli 2013
Label: cerita pendek
0 komentar:
Posting Komentar or Reply Comment